Surat Pastoral

MDC Surabaya: Kasihi Sesama

Kata “yang sama dengan itu” menandakan bahwa perintah untuk mengasihi sesama manusia sama pentingnya dengan perintah untuk mengasihi Tuhan Allah.

Ayat Bacaan: Matius 22:39; Yakobus 2:8; Galatia 5:13-14

Kedua perintah tersebut memiliki bobot yang sama dan tidak bisa saling menggantikan, oleh karena itu adalah salah bila seseorang berkata ia mengasihi Tuhan namun ia membenci sesamanya dengan alasan apapun. Memang jauh lebih mudah mengasihi Tuhan karena kebaikan-Nya dan berkat-berkat-Nya dapat dirasakan oleh kita namun justru hal inilah yang perlu diupayakan dengan sungguh- sungguh dan dengan segenap hati

Sebagai bagian dari wujud kasih Tuhan yang sudah bekerja di dalam diri kita. Rasul Paulus menasihati jemaat Galatia untuk dapat mengasihi sesama manusia secara praktis di dalam Galatia 5:13-14.

1. MERDEKA DARI DOSA

Orang yang sudah dimerdekakan dari dosa memiliki sukacita dan kasih Allah di dalam hatinya sehingga dirinya mampu untuk melepaskan kepahitan di masa lalu dan dari segala macam kekecewaan akibat dosa dan pelanggaran. Orang percaya yang sudah mengalami kasih Allah diberikan kekuatan Roh Kudus untuk bebas dan merdeka dari segala macam tuduhan akibat dosa dan kesalahan di masa lalu, oleh sebab itu penting bagi kita sebagai orang percaya untuk selalu meyakini status orang merdeka di dalam Kristus supaya mampu untuk menerima diri sendiri apa adanya. Orang yang sudah mampu untuk menerima dirinya dan berdamai dengan dirinya sendiri memiliki kesanggupan untuk mengasihi orang lain apa adanya. Kesanggupan ini timbul dari kesadaran akan Kasih Allah melalui pengorbanan Kristus yang diteguhkan oleh Roh Kudus di dalam hati orang percaya. Inilah yang perlu senantiasa kita upayakan dengan sungguh- sungguh dan dengan segenap hati.

2. MENJADI PELAYAN

Menempatkan diri sendiri “di bawah” orang lain adalah hal yang tidak mudah karena selalu akan bersinggungan dengan harga diri dan ego kita sebagai manusia. Menjadi pelayan bagi orang lain berarti juga menganggap orang lain lebih utama dari kita dengan mengesampingkan kepentingan kita di bawah kepentingan orang lain, inilah yang disebutkan di dalam Filipi 2:3-4. Menjadi pelayan adalah sebuah sikap hati yang diperlukan ketika kita berhubungan dengan sesama kita. Sikap inilah yang diteladankan oleh Kristus bagi kita semua.

Kristus, Allah yang mengosongkan diri- Nya sehingga menjadi sama dengan manusia bahkan merendahkan diri sampai mati di kayu salib (Filipi 2:5-9). Jika kita disebut sebagai pengikut-pengikut Kristus maka sudah sepantasnya bila kita meneladani apa yang Kristus sudah kerjakan. Tuhan memberkati.■

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC