Raising up Your Standar

Menjadi Orang yang Menyenangkan

Menjadi orang yang menyenangkan atau tidak bukanlah takdir, melainkan pilihan. Kita bisa memilih untuk menjadi orang yang menyebalkan dan dibenci atau menjadi orang yang menyenangkan dan disenangi. Menjadi orang yang menyenangkan memberikan kita kunci untuk naik ke tempat yang tinggi dan terhormat. Bagi orang seperti ini, jalan menuju keberhasilan terbentang lebar.

Menjadi pribadi yang menyenangkan atau tidak sangat dipengaruhi oleh perkataan kita. Cara kita berkata­kata dengan orang lain akan menempatkan kita di tempat yang dihormati ataudirendahkan. Lidah yang tajam akan selalu berpotensi untuk menyakiti orang lain dan memicu kebencian pada diri sendiri.

Seorang bijak zaman dahulu mengatakan, “Pertimbangkan baik­baik sebelum Anda berbicara atau bertindak, karena ucapan dan tindakan tidak bisa ditarik kembali.” Karena itu, jadikanlah akal budi sebagai kendali yang mengatur perkataan dan tindakan kita. Jadilah orang yang memiliki akal budi dan akhlak yang mulia, karena hanya sikap mulia yang dapat menjadi sumber pengendali perkataan, tindakan yang pada akhirnya

mengarahkan seluruh hidup kita.

Akan tetapi, bukan berarti kita akan melakukan apa saja supaya bisa menyenangkan orang lain. Menjadi orang yang menyenangkan bukan berarti kita menjadi pribadi yang berbeda hanya untuk menyenangkan orang lain. Kita tetap menjadi diri sendiri. Kita mengubah hal­hal buruk yang ada dalam diri sehingga kita akan menjadi orang yang menyenangkan.

Penulis : Pdt. Petrus Nawawi, MA
Penatua dan Koordinator Umum GKPB Fajar Pengharapan
Ketua Umum Majelis Pusat GKPB

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC