Di Amerika sendiri jumlah remaja yang menyatakan dirinya ateis dua kali lipat dari orang dewasa. Hanya tiga dari lima orang di usia 13-18 tahun yang menyatakan mereka adalah orang Kristen.
Jonathan Morrow, seorang kolumnis di Foxnews.com menyatakan keprihatinannya akan kondisi ini. Ia merasa bahwa orangtua, pendeta, pendidik dan para pemimpin Kristen sekalipun ingin yang terbaik untuk anak-anaknya tidak mempersiapkan mereka dengan baik para remaja ini untuk menghadapi kehidupan nyata.
“Gen Z telah dimuridkan oleh smart phone, belajar seks edukasi dari Google dan dikondisikan untuk berasumsi bahwa hanya karena mereka percaya sesuatu maka hal itu benar,” demikian tulis Jonathan.
“Kebalikan dari apa yang mungkin kamu pernah dengar, Kekristenan bukanlah dongeng untuk orang dewasa yang diciptakan agar mereka merasa lebih baik dengan dirinya sendiri. Pengikut Yesus tidak perlu takut kepada pertanyaan yang sulit, sebuah keraguan yang jujur, dan percakapan yang menantang. Gen Z perlu tahu bahwa orang Kristen peduli dengan kebenaran,” demikian tambahnya.
Dalam sebuah penelitan bersama antara Barna Group dan Impact 360 Institute, mereka menemukan bahwa dalam satu setengah tahun ini, para remaja ditemukan dalam keadaan bingung atas kondisi moral dan spiritualnya. Contohnya adalah hanya 34% dari Gen Z yang setuju bahwa berbohong secara moral adalah salah; 24% menyatakan bahwa apa yang benar dan salah secara moral ditentukan oleh masyarakat; 58% setuju bahwa banyak agama bisa membawa kepada kehidupan kekal; tidak ada “satu agama yang benar.”
Fakta di atas tentu sangat mengejutkan. Untuk itu gereja jangan hanya memberikan hiburan saja saat ibadah, namun juga melatih anak-anak dan remaja untuk mengenal kebenaran dan mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus. Mereka bukanlah warga Kerajaan Allah kelas dua, karena di dalam Kerajaan Allah tidak ada strata. Anak-anak sama pentingnya dengan orang dewasa, mereka bisa dilatih dan diberi pengertian tentang kebenaran sehingga mereka siap menghadapi sengitnya peperangan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana dengan anak-anakmu?
Sumber : Foxnews.com