Kondisi dalam ruang yang tampak mengkhawatirkan ini membuat pihak gereja menggelar ibadah Minggu di luar gereja. Meski begitu, masih banyak jemaat yang datang dan mengikuti ibadah pertama pasca gempa Palu itu.
Ibadah itu sendiri dipimpin oleh Romo Johanis Salaki MSC. Dengan suasana yang terasa hikmat, dia menyampaikan pesan khotbah kepada semua yang hadir. Dia meminta supaya jangan takut dan buru-buru meninggalkan Palu. Sebaliknya, meminta untuk ikut membangun kembali kota itu setelah apa yang sudah terjadi pasca gempa dan tsunami.
“Marilah kita menyerahkan semua rencana baik kepada Tuhan agar Ia membantu usaha siapa saja yang ingin membantu kita. Pastor berharap kita tetap tinggal di sini, kita ada di rumah,jadi ketika dikunjungi oleh orang yang ingin membantu kita, kita ada,” ucapnya.
Rasa kuatir kalau-kalau gempa besar akan terjadi memang masih menghantui masyarakat korban gempa Palu. Tapi sebagian diantaranya mengaku akan tetap tinggal di sana menimbang kondisi keluarga dan semua harta benda mereka tertinggal di sana.
Sebagaimana disampaikan Etna Rorimpande, yang walaupun masih merasa kuatir, dia tetap memilih akan tinggal di Palu. “Was-was…Tapi saya akan tetap tinggal di sini. Kami tetap di sini karena kita pergi jauh sekalipun, kalau memang musibah akan menimpa, tentu akan terjadi. Kita syukuri aja. Yakin lah bahwa di manapun kita berada, Tuhan akan melindungi kita,” ucap Etna.
Sementara ibadah pertama ini diikuti dengan begitu khusyuk oleh jemaat. Mereka juga menerima komuni yang dibagikan oleh pemimpin ibadah.
Mari terus berdoa supaya setiap orang tak lagi mengalami rasa takut dan kekuatiran pasca gempa. Dan semoga semua orang percaya di sana bersatu untuk kembali membangun kotanya.
Sumber : Voaindonesia.com/Jawaban.com